Keluarga bahagia dengan gadget (Bagian 1)

Oleh : Bunda Farida Nur’Aini (Kepala Sekolah SDII Al Abidin Surakarta)

Ayah Bunda, kita hidup di zaman gadget. Hampir semua kehidupan kita terkoneksi dengan IT, termasuk juga kehidupan anak-anak kita.

Mereka adalah anak-anak millenial yang hidup bersama gawai (gadget). Namun pada sebagian keluarga hidup ini menjadi sumber masalah. Rumah tangga menjadi di berantakan. Suami istri bertengkar, anak-anak dimarahi karena gadget. Bukankah gadget itu hanya sebagai alat saja? Sebagai benda tergantung pada penggunanya. Jadi gadget sama saja dengan benda yang lainnya. Misalnya pisau. Pisau akan sangat berguna apabila digunakan dengan cara yang benar. Namun bisa juga menjadi benda yang sangat berbahaya apabila belum bisa menggunakannya.

Mari kita belajar dari berbagai kasus keluarga yang belum bisa menggunakan gadget sebagai alat kebaikan.

Di berbagai media sosial kita bisa melihat contoh akibat anak yang kecanduan gadget. Ada anak yang diusir oleh orang tuanya karena beberapa hari main gadget, anak yang linglung anak karena otaknya rusak, anak yang mengalami kerusakan mata sehingga hampir buta, anak yang lumpuh separuh badan karena terlalu lama duduk di depan layar, sampai pada kasus perceraian rumah tangga. Cukuplah sudah contoh-contoh itu menjadi peringatan untuk kita, agar hal tersebut tidak terulang pada keluarga kita.

Ayah bunda, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Maka benteng utama pengaruh buruk gadget adalah keluarga, terutama kita sebagai orangtua. Kalau orangtua mampu mengelola keluarganya, mendidik anaknya dengan baik, maka insyaAllah kasus-kasus di atas tidak akan terjadi.

Apa yang sebaiknya kita lakukan agar kita hidup bahagia bersama gadget?
1. Berikan aturan dalam keluarga.
Sebaiknya waktu penggunaan gadget dalam keluarga kita diatur sebagai berikut ;
– usia 0 sampai 2 tahun jangan berikan gadget sama sekali, baik itu televisi, hp, laptop, netbook dan sebagainya.
– usia 2 sampai 4 tahun batasi hanya satu jam sehari.
– usia 5 sampai 7 tahun batasi bermain gadget selama 2 jam sehari.
– di atas usia 7 tahun berikan gadget sesuai dengan kebutuhan anak karena anak sudah bersekolah dan tugas-tugas sekolah sangat mungkin berkaitan dengan gadget, sehingga pendampingan orang tua sangat diperlukan.
– Jangan berikan anak HP pribadi sampai dia berusia 13 tahun. Jika kita memberikan HP pribadi sebelum anak usia 13 tahun ibarat kita memberikan pisau kepada anak kecil. Sangat berbahaya dan bisa mencelakai anak kita.

Bagaimana jika sudah terlanjur ?

Ajak anak bicara dan minta kembali baik-baik . Buat kesepakatan kapan anak boleh mengambil dan kapan tidak. Bunda harus tegas. Jangan kalah sama anak. Kita yang mengatur anak, bukan anak yang mengatur kita.
Ini adalah cara yang paling efektif agar anak-anak kita bisa mengendalikan dirinya.

2. Jadilah contoh bagi anak-anak.
Adakah ayah bunda yang bangun tidur langsung pegang HP? Hati-hati. Itu salah satu gejala nomophobia, kecanduan gadget.

Jika menginginkan kita hidup bahagia dengan gadget maka kita harus disiplin diri. Dimulai dari kita sendiri.

Jauhkan gadget dari tempat tidur kecuali untuk keperluan alarm saja. Anak adalah peniru ulung. Dia mudah sekali meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jika kita sudah menjadi contoh bagi anak kita, maka insya Allah akan mudah bagi kita untuk mengarahkan anak-anak kita.

3. Waktu terlarang

Ayah Bunda, ada beberapa harus kita disiplinkan anak kita anak. Dilarang bermain gadget ketika :
– Anak sedang makan.
Jangan biarkan anak kita bermain gadget sambil makan karena ini akan sangat mengganggu suasana.
Tubuh juga terpecah konsentrasinya antara makan dan gadget.
– Ketika berkumpul bersama keluarga.
Minta anak-anak, termasuk kita, agar menyimpan hp-nya ketika berkumpul dengan keluarga.
-ketika menjelang tidur.
Otak akan menyimpan memori peristiwa terakhir sebelum tidur. Jika anak bermain gadget sebelum tidur, info dari gadget itu akan mengendap dalam memorinya semalaman. Ayo bunda, kembalilah kepada anak. Dampingi anak sebelum tidur. Berikan dia cerita, dongeng , tentu saja doa sebelum tidur.
– Setelah bangun tidur.
Bangun tidur kondisi otak sedang fresh, segar, mudah menangkap segala informasi. Gunakan kondisi ini untuk hal-hal yang baik. Setelah sholat subuh, berikan anak kegiatan yang bermanfaat anak. Membantu orang tuanya, menghafal, tilawah, olahraga, mempersiapkan diri ke sekolah.

Ayah bunda, mari bijak menggunakan gadget. Jadikan gadget kita menjadi barokah. Tanda kebarokahan itu yaitu semakin bertambahnya kebaikan pada diri kita, termasuk pada keluarga kita dan anak-anak kita.

Mari kita syukuri segala yang Allah berikan kepada kita dengan cara memanfaatkan sebaik-baiknya.

Insya Allah dengan syukur Allah semakin menambah nikmatNya.

(bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kontak Kami

Silahkan hubungi kami apabila pertanyaan terkait Yayasan Al Abidin Surakarta.