Ini Jadinya Kalau Calon Astronot Juara Coding Tingkat Dunia
Capaian membanggakan baru saja ditorehkan oleh dua siswa SDICT Al Abidin Surakarta. Keduanya baru saja mengikuti ajang kopetisi koding tingkat dunia dan berhasil menduduki peringkat 6 dan 8 dalam ajang world scratch coding competition 2023 yang diadakan oleh international kids coding competition, sebuah komunitas pecinta coding yang beranggotakan programmer dari seluruh dunia. Namanya adalah Muhammad Silvio yang menduduki peringkat 6 untuk kategori umur 9-10 dan Abeeyakta yang menduduki peringkat 8 untuk kategori umur 7-8 tahun. Pada tahun 2023, kompetisi yang rutin digelar setiap tahun ini diikuti oleh 63 negara dengan jumlah peserta 1043 peserta yang berasal dari 936 sekolah tingkat dasar di seluruh dunia
“Saya kemarin membuat game dengan judul pilah sampah. Jadi nanti ada kapal di laut yang akan mengambil sampah seperti plastic kresek dan kalau mendapatkan sampah akan mendapat nilai, tapi kalau terambil ikannya tidak mendapatkan nilai” ungkap Akta menjelaskan game buatannya. “Tujuan membuat game ini ya supaya temen-temen tahu kalau kita harus menjaga kebersihan”, lanjut Aksa yang bercita-cita menjadi astronot ini. Rupanya game yang dibuat aksa ini juga terinspirasi dari kebiasaan hidup bersih dan mandiri yang dibiasakan di keluarganya. “sepulang sekolah lalu les tahfidz sampai menjelang magrib. Nanti setelah sholat belajar dan mengaji” terang mamahnya. “ kadang bantu masak juga. Aksa sudah bisa bikin telur dadar sendiri dari kelas 1 SD” lanjutnya
Selain Aksa, Muhammad Silvio juga ada di 10 besar, tepatnya di peringkat 6 untuk kategori umur 9-10 tahun. “ Saya membuat game pilah sampah organic dan anorganik. Ada superhero yang kalau menemukan sampah seperti kulit buah akan memasukkan ke tempat sampah organic dan memasukkan ke tempat sampah anorganik kalau menemukan sampah plastic atau kain”, terang Silvio
“Ini ajang tahunan untuk para programmer pemula dari seluruh dunia yang menggunakan scratch. Dan alhamdulillah dua siswa kami mendapatkan peringkat 10 besar dari ribuan peserta dari seluruh dunia”, ungkap Elva Herlin Yeliana, waka kesiswaan SDICT Al Abidin Surakarta. Salah satu fokus pembelajaran di SDICT Al Abidin Surakarta sebagai sekolah yang mempunyai slogan fun coding school ini adalah mendidik siswa siswinya menjadi creator game atau produk digital lainnya, alih-alih hanya menjadi penikmat game semata.