MHQ SDTQ Al Abidin Surakarta
Deru lantunan ayat suci Al-Quran mengalun dengan tartil terdengar memenuhi isi ruangan. Dengan ketukan dan harokat yang pas, anak-anak level 6 mengaktualisasikan kemampuan di hapan penguji yang menyimak hafalan. Tak jauh darinya tampak orang tua tersenyum dengan rasa bangga akan kemampuan hafalan anaknya. Mereka bersyukur dan sangat berterimakasih kepada para guru yang telah membuat anaknya mahir membaca dan hafal Al-Quran. Tak hanya itu, mereka mendambakan kelak di syurga akan desematkan mahkota emas oleh anaknya yang saat di dunia giat menghafal al-quran.
Itulah yang tergambar dalam acara MHQ di @sdtqalabidin yang dibuka pada Selasa (14/2) lalu. Menurut Kepala SDTQ Al Abidin, Ustadzah Indah, MHQ adalah program akbar di kelas VI SDTQ Al Abidin Surakarta. Ananda yang mempunyai hafalan 10 juz bahkan lebih, akan setoran 5 juz sekali duduk. Ananda yang memiliki hafalan kurang dari 10 juz, mereka akan setoran 2 juz sekali duduk Di tahun 2023 ini ada 10 anak yang akan setoran sekali duduk 5 juz. Atas capaian ini, Ust Indah dan seluruh jajarannya merasa bersyukur, “Alhamdulillah…, kami akan terus berupaya memaksimalkan kemampuan semua siswa SDTQ dalam mencapai hafalan semaksimalnya.”
Sementara itu, salah satu pengajar SDTQ Al Abidin Surakarta, Ust Ria, memaparkan, di tengah arus globalisasi yang seperti ini, tontonan dan games yang marak terjadi, sungguh bangga dan terharu rasanya anak-anak bisa setoran hafalan. Bukan lagu korea atau jepang yang keluar dari mulut mereka, melainkan ayat suci Al Qur’an.
Sedangkan PLH Al Abidin, Mrs Farida Nur Aini pada saat pembukaan menyampaikan bahwa segala profesi itu harusnya bisa dilandasi dengan Al-Qur’an, sehingga nantinya terpancar sifat kejujuran, kedisiplinan, dan kebaikan lainnya dari nilai-nilai Al-Quran. Maka di sinilah pentingnya pendidikan dasar yang berorientasi kepada pengenalan, pengkajian atau penghafalan dan pengamalan Al-Quran dalam kehidupan peserta didik. Pada bagian lain, Ustad Ridwan menambahkan, “Sebenarnya menghafal itu mudah. Mungkin saat ini ada yang merasa susah itu mungkin karena dosa – dosa kita.”