Amalan di hari Jum’at
Hari Jum’at adalah hari yang paling utama bagi kaum muslimin karena banyak sekali keutamaan yang diberikan oleh Allah pada hari jum’at yang juga disebut sebagai Sayyidul Ayyam (rajanya hari).
Diriwayatkan Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik hari yang matahari terbit pada hari itu ialah hari Jum’at. Pada hari itulah Adam diciptakan dan pada hari itu pula ia dimasukkan dalam syurga dan juga pada hari itulah ia dikeluarkan dari surga itu.” (HR.Muslim)
Selain itu menurut Hadits yang lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa di dalam hari Jumat terdapat waktu yang sangat mustajabah bagi seorang hamba yang memohon, akan Allah kabulkan permintaannya.
Rasulullah SAW telah menganjurkan kaum muslimin untuk tidak melewatkan kemuliaan hari Jum’at ini dengan melakukan beberapa amalan sunnah pada malam Jum’at dan pada hari Jum’at.
Berikut ini 4 amalan sunnah hari Jum’at sesuai tuntunan Rasulullah :
1. Memperbanyak Membaca Shalawat
Shalawat untuk Rasulullah SAW memiliki keutamaan yang besar dan terdapat manfaat yang sangat banyak di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang banyak membacanya.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Ahzab: 56
إِنَّ ٱللّٰهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
Artinya “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah penghormatan kepadanya”.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:
أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ ؛ فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ عَشْرًا (رواه البيهقي
“Perbanyaklah bershalawat kepadaku di hari Jum’at dan malam Jum’at. Barang siapa bershalawat satu kali kepadaku maka Allah balas dengan 10 shalawat (kasih sayang)”. HR. Al-Baihaqi.
2. Membaca Surat Al Kahfi
Pahala membaca surat al-Kahfi pada hari Jumat, orang tersebut akan dinaungi cahaya kebaikan di antara dua Jum’at.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنْ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barang siapa membaca surat al-Kahfi pada hari Jumat, maka Allah memberinya sinar cahaya di antara dua Jum’at”. (HR. An Nasai dan Al Hakim)
3. Memperbanyak Berdo’a
Sayang dilewatkan bermunajat kepada Allah untuk permohonan hajat – hajat kita, karena hari Jum’at memiliki waktu yang mustajabah.
Rasulullah SAW bersabda:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ذكر يَوْمَ الجُمُعَةِ ، فَقَالَ : « فِيها سَاعَةٌ لا يُوَافِقها عَبْدٌ مُسلِمٌ ، وَهُو قَائِمٌ يُصَلِّي يسأَلُ اللَّه شَيْئاً ، إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاه » وَأَشَارَ بِيدِهِ يُقَلِّلُهَا ، متفقٌ عليه
“Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah mengisyaratkan dengan tangan beliau sebagai gambaran akan sedikitnya waktu itu” (H.R Abu Hurairah dan Muttafaqun Alaih).
4. Mempersiapkan diri untuk Shalat Jum’at dan berangkat ke Masjid lebih awal
Bagi kaum pria yang akan melaksanakan Shalat Jum’at disunahkan mandi Jum’at, memakai minyak wangi, dan memakai pakaian terbaik.
Selain itu hendaknya ketika berangkat ke Masjid segera bergegas berangkat lebih awal untuk menyempunakan kesunnahan amalan Shalat Jum’at ini.
Rasulullah SAW bersabda:
وَعَنْ سَلمَانَ رَضِيَ اللَّه عنه ، قال : قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لا يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الجُمُعةِ ، ويَتَطَهرُ ما استَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ ، وَيدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ ، أَو يَمَسُّ مِن طِيبِ بَيتِهِ ، ثُمَّ يَخْرُجُ فلا يُفرِّق بَيْنَ اثَنيْنِ ، ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ، ثُمَّ يُنْصِتُ إذا تكَلَّم الإِمَامُ ، إِلاَّ غُفِرَ لهُ ما بَيْنَه وبيْنَ الجُمُعَةِ الأخرَى » رواه البخاري
Artinya : “”Tidaklah seorang lelaki itu mandi pada hari Jum’at, lalu bersuci sekuasa semampu ia melakukan bersuci tadi yakni bersuci sebaik-baiknya dan berminyak dengan minyaknya atau mengambil dari sebagian minyak wangi yang ada di rumahnya, selanjutnya ia bergegas keluar rumah, lalu tidak memisahkan antara dua orang yang sedang duduk, kemudian melaksanakan shalat yang telah ditentukan untuknya yakni shalat sunnah tahiyyatul masjid, seterusnya berdiam diri tidak berbicara ketika imam berkhutbah, melainkan diampunkanlah untuknya antara Jum’at itu dengan Jum’at lainnya yakni yang berikutnya.” (HR. Bukhari)
Wallau A’lam Bisshowaab