SDII Al Abidin Sragen Siap Menjadi Sekolah Penggerak

SDII Al Abidin Sragen, belum lama ini masuk  sebagai sekolah Penggerak di Kabupaten Sragen. Menurut Kepala SDII Sragen, Khanifuddin, sekolah penggerak merupakan sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).

SD Islam yang  beralamat di Tegalrejo, Kalimacan, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen, Jawa Tengah ini juga menjadi pilot project pelaksanaan kurikulum merdeka. Khanifuddin menambahkan, semua sekolah di Sragen wajib ikut seleksi dan dites. “Alhamdulillah, SDII Al Abidin Sragen lolos” tukasnya.

Lebih lanjut Mr Hanif (sapaan akabnya) mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Di Jawa Tengah sendiri pada paruh pertama 2021 sekolah penggerak sudah dilaksanakan di Temanggung dan Purbalingga. Pada semester keduanya kemarin wilayah Solo Raya baru dilaksanakan di Kabupaten Klaten dan Sragen.

Pada ataran praktis, kurikulum merdeka diterapkan dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya.

Melalui kurikulum pengganti kurikulum 2013 ini, guru dapat memilih perangkat ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat masing-masing peserta didik. Kurikulum Merdeka nantinya akan digunakan untuk seluruh satuan pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, Pendidikan Khusus dan Kesetaraan.

Kurikulum Merdeka menjadi opsi tambahan dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kurikulum Merdeka dikembangkan dengan lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Ada 3 karakteristik Kurikulum Merdeka, antara lain;

Pertama, Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila

Kedua, Fokus kepada materi esensial sehingga ada waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar antara lain: literasi dan numerasi

Ketiga, Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai kemampuan peserta didik

Pemkab Sragen telah memastikan kelancaran kesiapan sekolah penggerak tersebut.Sebab  proses pembelajaran harus mengikuti perkembangan zaman. Di mana ilmu tidak hanya didapatkan dari buku dan kamus, tetapi juga bisa didapat dengan memanfaatkan teknologi. (har)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kontak Kami

Silahkan hubungi kami apabila pertanyaan terkait Yayasan Al Abidin Surakarta.