TUGASKU HANYALAH MENDIDIKMU
🌷 Ayah Bunda, selama pandemi ini kita terus bersama dengan anak-anak dan keluarga. Hal selama ini mungkin jarang kita lakukan. Pernah kewalahan atau bosan? Ya itu adalah salah satu yang dirasakan oleh sebagian kita. Terus menerus bersama anak, apalagi yang lebih dari satu, merupakan tantangan yang semakin menyadarkan kepada kita bahwa ternyata mendidik anak itu tidak semudah membalik telapak tangan. Sungguh kita merasakan betapa berjasa nya para guru yang bisa membentuk karakter anak-anak kita, sehingga menjadi anak yang sholeh-sholehah, yang sopan, yang rajin beribadah, dan taat kepada orang tua.
Wajar jika kita atau anak kita mengalami kebosanan, karena berbulan-bulan hanya berkutat dari rumah dan hanya pergi untuk hal yang sangat penting saja. Kejenuhan seperti ini akan menguji emosi kita, apakah kita tetap bisa bersabar dengan segala tingkah polah anak-anak kita, atau kita menjadi mudah tersulut dan marah-marah.
🌷Ayah bunda, mari kita lihat kembali bahwa setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tugas kita adalah mendidiknya, menjadikan mereka lebih baik.
Tugas kita hanyalah berusaha menjadi orangtua yang baik, orang tua yang sabar, dan terus belajar menjadi orang tua yang yang dijadikan contoh bagi anak-anak kita, kelak ketika mereka sudah berumah tangga.
Sehingga ketika kita melihat kekurangan yang ada pada anak kita, maka sesungguhnya itu adalah cara Allah untuk memperlihatkan kepada kita, bahwa kita harus terus mendidik lebih baik lagi. Cara Allah untuk membuat kita terus bersabar dan bersabar dalam mendidik anak-anak kita. Sejatinya kelak di akhirat kitalah yang akan dimintai pertanggungjawaban kita dalam mendidik anak. Apa yang telah kita lakukan untuk mereka. Bukan apa yang telah kita dapatkan dari hasil pendidikan anak kita. Jika kita mendapatkan hasil dari apa yang kita didik itu adalah bonus yang Allah berikan di dunia. Sedangkan kelak di akhirat kelak kita akan mendapatkan hasil dari perjuangan mendidik mereka.
🌷Ayah Bunda, sekarang silakan ingat siapa diantara anak-anak yang paling susah diatur ,dan yang paling sering membantah. Langsung ingat yang nomor berapa?😃
Bagaimana sikap kita sehari-hari kepadanya?
Apakah kita sering berteriak-teriak padanya? Sering memarahinya ? Sering membentaknya?
Pasti setelahnya bunda menyesal. Ya gak?
Bunda, ingatlah sekali lagi bahwa tugas kita adalah mendidiknya.
Bukan memetik hasilnya.
Sekali lagi.. tugas kita adalah mendidiknya. Bukan memetik hasilnya
Jika anak belum berubah seperti yang kita inginkan maka itu adalah kesempatan kita untuk terus bersabar lagi dan terus mencari ilmu, bagaimana cara mendidik agar anak yang kita sayangi menjadi seperti dalam doa-doa kita.
– jika anak kita masih sering membantah, maka bersabarlah. Tugas kita hanyalah mendidiknya
– jika anak kita masih sering menunda pekerjaannya, maka bersabarlah. Tugas kita hanyalah mengingatkannya
– jika anak kita masih berkata kasar, maka bersabarlah. Tugas kita hanyalah membimbingnya
– jika menyakiti masih sering berbohong, maka bersabarlah. Tugas kita hanyalah mengajarinya.
Tak perlu membentaknya, memarahinya. Apalagi membanding- bandingkannya. Fokus saja mendidiknya dengan sabar.
Tugas kita hanyalah mendidiknya.
🌷Ayah bunda, yakinlah tak ada perjuangan yang sia-sia. Jika anak kita belum berhasil menjadi anak yang seperti doa kita, bisa jadi dia berubah 3 tahun lagi atau 5 tahun lagi, atau 10 tahun lagi. Dan bisa jadi jika kita sudah tiada.
Tidak perlu takut dengan penilaian orang lain terhadap anak-anak kita. Pandangan manusia terbatas, hanya melihat hal yang tampak . Tidak mampu mengetahui sampai detail apa yang telah kita upayakan dan mendengar apa doa-doa kita.
Maka, cukuplah Allah yang melihat usaha kita dan abaikan pandangan manusia.
Demikian ayah bunda..
Tetap semangat..!
Salam parenting
Humas Yayasan Al Abidin Surakarta
Bunda Farida Nur’Aini